Ada hutan kecil yang dilalui untuk bisa sampai ke rumah. Kalau malam, dengan cerewet meminta untuk ikut jalan-jalan dengan Papahku. Biasanya aku temui kunang-kunang. Kelip-kelip di antara pohon. Hiburan yang aneh, tetapi menyenangkan. Terutama jika ada mampir ke rumah orang di dekat-dekat situ. Sempat aku tangkap dengan tangan. Keusilan karena ingin tau. Meski tak bisa bergerak atau terbang, masih berkelip-kelip di telapak tangan sebelum perlahan mati. Sekarang hutan itu mulai hilang, mulai banyak orang dan kunang-kunang pun tidak terlihat lagi.
Ketika naik ke Loksado tahun 2007 sebagai praktikan, samar ada terlihat di antara pohon. Tidak banyak. Trus Mei 2008 kembali ke Loksado. Masih ada aku lihat. Beberapa bulan lalu, aku melihat ada yang berkelip di tangga kos (kebetulan lampu teras mati). Ada 1, dan lumayan besar. Sekali kibas perlahan, malah terbang. Tersesat kali. Terakhir Februari 2009, ketika acara Malam keakraban di Mandiangin. Samar di bawah pohon sekitar pukul 22 WITA, ada kelip-kelip yang aku kenal. Ternyata di Mandiangin juga ada. Kelipnya bergantian, ikut menikmati api unggun yang mulai redup.
Waktu bisa merubah apa saja
Thursday, March 12, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment